

Mencegah kecelakaan serius dan kematian merupakan salah satu prioritas utama dari lingkup kegiatan industri ketenagalistrikan. Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMk2) adalah bagian dari sistem manajemen Badan Usaha secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan ketenagalistrikan guna terciptanya Keselamatan Ketenagalistrikan. Pemilik Instalasi Tenaga Listrik yang berbentuk Badan Usaha wajib memiliki SMK2 diantaranya:
Berikut merupakan elemen penerapan SIstem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2). Fleetnix membantu penerapan layanan baru lainnya yang membantu Industri Pembangkit meningkatkan keselamatan yang dikembangkan oleh tim ahli Fleetnix. Fleetnix mengembangkan solusi teknis dan meningkatkan efisiensi dalam pendampingan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2).
Fleetnix menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pengenalan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) & Sistem Manajemen dan Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) yang dilaksanakan pada 08 Januari 2025, diikuti sebanyak 17 (tujuh belas) orang peserta yang terdiri dari berbagai perwakilan departemen PT Makmur Sejahtera Wisesa (Adaro Energy). Kegiatan diselenggarakan secara Offline bertempat di PLTU MSW Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan.
Pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjelaskan mengenai Dasar Hukum Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Sistem Manajemen dan Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2), Standar-Standar Keselamatan Ketenagalistrikan, Dasar-Dasar Keselamatan Ketenagalistrikan, Pengenalan Keselamatan Ketenagalistrikan, Pengenalan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2), serta Pemeriksaan dan Penilaian Penerapan SMK2.
Adapun selain pelatihan teknis pengenalan, Fleetnix melakukan pendampingan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu pada tanggal 09-11 Januari 2025. “Memastikan pekerja pulang dengan selamat ke keluarga mereka di akhir setiap giliran kerja adalah prioritas dan “Tidak ada yang lebih penting.”